Senin, 27 Oktober 2008

hY teMan''..

UTS benTaR gE eUy..

mEsTi bAnYak bELajAR nEy..

bwT tEmAn'' N aQ nDiRi..

pDa sEmaNgaT yaW..

goOD LucK poKoK'na maH!!
keSaDaRan

aQ taHu rizki kU Tak muNgkin di amBL oRanG

kaRenA'y haTi kU TeNanG

aQ TaHu aMaL kU TiDak mUngKin di LakUkAn oRg LaiN

mAkA aQ siBuk kN diRi kU dGn b'aMaL

aQ TaHu aLLah sELaLu meLihaT kU

kRn'y aQ maLu biLa aLLaH mEnDapATi kU meLakUkaN makSiAt

aQ TaHu keMaTiaN kU mEnaNTi kU

mAKa aQ mEmPerSiaPkaN bEkAL unTuK b'jUmPa dGn RaBB kU

Cara menggemukan badan…

Saran saya bro

Kalau kepingin gemuk, jangan suka mikir yg berat2

Nyantai aja tapi jangan lupa olahraga

Ngemil, dan makan malam sebelum tidur apa aja deh kesukaanmu nasi goreng
kek, mie goreng dll

Obat2 tidak bagus buat kesehatan

Lakukan semua kesukaan dan hobi anda, nonton movie, baca buku main game asal
Jangan mikir karena pikiran berat iru menguras 60% enegi dari tubuh kita

PD aja kalao ada masalah ga terselesaikan ya udah biarain”emang gue
pikirin”,putus cinta misal ya pede aja cari lagi masih
banyak seabreg yg masih antre, atau tugas kuliah ga usah ngoyo harus selesai hari
itu juga karena kerjaan itu ga akan pernah habis sampai kapanpun, ga selesai
sekarang ya besok atau lusa

Menghadapi masalah2 lingkungan misal teman atau atasan yg sulit anggap aja
mereka butuh perhatian kita jangan dimasukin dalam hati

Kesimpulannya

Gemuk itu lambang kesuksesan, kalau kamu kurus berarti kamu masih lom sukses
dan lom bahagia masih ada yg dipikir, gak perlu pake obat2 atau jamu2an

Gampang kan

Pingin gemuk?raih kesuksesan..

dUniA kaMpUs

waH..

gA kRaSa aQ uDh jD mAhAsiSwa Lg..

pDhL be''rPa buLan yG LaLu aQ mSh SMA,

juRuSan PR yAnG aQ ambL di UnPaD,

sMoGa jD PR yaNg pRoFesIoNaL dH,

aMiEn...

Kiat Mengatasi Penyakit Suka Menunda

Suka menunda-nunda pekerjaan hingga mencapai tenggat merupakan penyakit bagi banyak orang. Entah urusannya untuk mengerjakan tugas kuliah ataupun pekerjaan, kebiasaan ini pada akhirnya akan berakibat kurang menguntungkan bagi kehidupan pribadi maupun karir.

Banyak yg mengatakan bahwa dg mengerjakan mendekati deadline, konsentrasi akan lebih mudah didapatkan dg adanya nuansa Under Preasure yg kuat. Tapi nyatanya, bukan hanya bekerja dalam kondisi under preasure itu tidak menyehatkan, namun juga apa2 yg dihasilkan akan jadi kurang optimal. Hasilnya: tidak hanya bisa kehilangan kesempatan baik, namun juga mengalami tingkat stres lebih tinggi, mood ndak karuan, hingga sampai pada ketidakpuasan dan perasaan bersalah.

Sebenarnya jika dibilang pemalas sih ya tidak. Lha orang yg paling pemalas dan suka menunda-nunda saja masih punya aktivitas yg mana dia tidak suka untuk menundanya. Selain aktivitas pupup ke belakang, bisa jadi itu adalah aktivitas nonton siaran bola, ngegame, atau latihan basket. Yg penting sekarang kan gimana caranya agar kita bisa produktif, ndak suka menunda-nunda, pada aktivitas2 kerja kita.

Kasih Sayang Rasulullah

Orang-orang yang keras hati tidak akan mengenal kasih sayang. Tidak ada sedikitpun kelembutan pada diri mereka. Hati mereka keras bagaikan karang. Kaku tabiat, baik ketika memberi maupun menerima. Kurang peka perasaan, lagi tipis peri kemanusiannya. Berbeda halnya dengan orang yang dikaruniai Alloh Ta’ala hati yang lembut, penuh kasih sayang lagi penuh kemurahan. Dialah yang layak disebut pemilik hati yang agung penuh cinta. Hati yang diliputi dengan kasih sayang dan digerakkan oleh perasaan yang halus.

Dari Anas bin Malik Radhiallaahu anhu ia berkata, yang artinya: “Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam pernah membawa putra beliau bernama Ibrahim, kemudian mengecup dan menciumnya.” (HR: Al-Bukhari)

Kasih sayang tersebut tidak hanya terkhusus bagi kerabat beliau saja, bahkan beliau curahkan juga bagi segenap anak-anak kaum muslimin. Asma’ binti ‘Umeis Radhiallaahu anha –istri Ja’far bin Abi Thalib- menuturkan, yang artinya: “Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam datang menjengukku, beliau memanggil putra-putri Ja’far. Aku melihat beliau mencium mereka hingga menetes air mata beliau. Aku bertanya: “Wahai Rasululloh, apakah telah sampai kepadamu berita tentang Ja’far?” beliau menjawab: “Sudah, dia telah gugur pada hari ini!” Mendengar berita itu kamipun menangis. Kemudian beliau pergi sambil berkata: “Buatkanlah makanan bagi keluarga Ja’far, karena telah datang berita musibah yang memberatkan mereka.” (HR: Ibnu Sa’ad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Ketika air mata Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menetes menangisi gugurnya para syuhada’ tersebut, Sa’ad bin ‘Ubadah Radhiallaahu anhu bertanya: “Wahai Rasululloh, Anda menangis?” Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menjawab: “Ini adalah rasa kasih sayang yang Alloh Ta’ala letakkan di hati hamba-hamba-Nya. Sesungguhnya hamba-hamba yang dikasihi Allah Ta’ala hanyalah hamba yang memiliki rasa kasih sayang.” (HR: Al-Bukhari)

Ketika air mata Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menetes disebabkan kematian putra beliau bernama Ibrahim, Abdurrahman bin ‘Auf Radhiallaahu anhu bertanya kepada beliau: “Apakah Anda juga menangis wahai Rasulullah?” Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menjawab: “Wahai Ibnu ‘Auf, ini adalah ungkapan kasih sayang yang diiringi dengan tetesan air mata. Sesungguhnya air mata ini menetes, hati ini bersedih, namun kami tidak mengucapkan kecuali yang diridhai Allah Ta’ala. Sungguh, kami sangat berduka cita berpisah denganmu wahai Ibrahim.” (HR: Al-Bukhari)

Akhlak Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam yang begitu agung memotivasi kita untuk meneladaninya dan menapaki jejak langkah beliau. Pada zaman sekarang ini, curahan kasih sayang terhadap anak-anak serta menempatkan mereka pada kedudukan yang semestinya sangat langka kita temukan. Padahal mereka adalah calon pemimpin keluarga esok hari, mereka adalah cikal bakal tokoh masa depan dan cahaya fajar yang dinanti-nanti. Kejahilan dan keangkuhan, dangkalnya pemikiran serta sempitnya pandangan menyebabkan hilangnya kunci pembuka hati terhadap para bocah dan anak-anak. Sementara Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam, kunci pembuka hati itu ada di tangan dan lisan beliau. Cobalah lihat, Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam senantiasa membuat anak-anak senang kepada beliau, mereka menghormati dan memuliakan beliau. Hal itu tidaklah mengherankan, karena beliau menempatkan mereka pada kedudukan yang tinggi.

Setiap kali Anas bin Malik melewati sekumpulan anak-anak, ia pasti mengucapkan salam kepada mereka. Beliau berkata, yang artinya: “Demikianlah yang dilakukan Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam .” (Muttafaq ‘alaih)

Meskipun anak-anak biasa merengek dan mengeluh serta banyak tingkah, namun Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam tidaklah marah, memukul, membentak dan menghardik mereka. Beliau tetap berlaku lemah lembut dan tetap bersikap tenang dalam menghadapi mereka.

Dari ‘Aisyah Radhiallaahu anha ia berkata, yang artinya: “Suatu kali pernah dibawa sekumpulan anak kecil ke hadapan Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam , lalu beliau mendoakan mereka, pernah juga di bawa kepada beliau seorang anak, lantas anak itu kencing pada pakaian beliau. Beliau segera meminta air lalu memer-cikkannya pada pakaian itu tanpa mencucinya.” (HR: Al-Bukhari)

Wahai pembaca yang mulia, engkau pasti mengetahui bahwa duduk di rumah Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam merupakan sebuah kehormatan. Lalu, tidakkah terlintas di dalam lubuk hatimu? Bermain dan bercanda ria dengan si kecil, putra-putrimu? Mendengarkan tawa ria dan celoteh mereka yang lucu dan indah? Ayah dan ibuku sebagai tebusannya, Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam selaku nabi umat ini, melakukan semua hal itu.

Abu Hurairah Radhiallaahu anhu menceritakan: “Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam pernah menjulurkan lidahnya bercanda dengan Al-Hasan bin Ali Radhiallaahu anhu. Iapun melihat merah lidah beliau, lalu ia segera menghambur menuju beliau dengan riang gembira.” (Lihat Silsilah Shahihah no.70)

Anas bin Malik Radhiallaahu anhu menuturkan, yang artinya: “Rasululloh sering bercanda dengan Zainab, putri Ummu Salamah Radhiallaahu anha, beliau memanggilnya dengan: “Ya Zuwainab, Ya Zuwainab, berulang kali.” (Zuwainab artinya: Zainab kecil) (Lihat Silsilah Hadits Shahih no.2141 dan Shahih Al-Jami’ 5-25)

Kasih sayang beliau kepada anak tiada batas, meskipun beliau tengah mengerjakan ibadah yang sangat agung, yaitu shalat. Beliau pernah mengerjakan shalat sambil menggendong Umamah putri Zaenab binti Rasululloh dari suaminya yang bernama Abul ‘Ash bin Ar-Rabi’. Pada saat berdiri, beliau menggendongnya dan ketika sujud, beliau meletakkannya. (Muttafaq ‘alaih)

Mahmud bin Ar-Rabi’ Radhiallaahu anhu mengungkapkan, yang artinya: “Aku masih ingat saat Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam menyemburkan air dari sebuah ember pada wajahku, air itu diambil dari sumur yang ada di rumah kami. Ketika itu aku baru berusia lima tahun.” (HR: Muslim)

Rasululloh Shalallaahu alaihi wasalam senantiasa memberikan pengajaran, baik kepada orang dewasa maupun anak-anak. Abdullah bin Abbas menuturkan: “Suatu hari aku berada di belakang Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, beliau bersabda, yang artinya: “Wahai anak, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: “Jagalah (perintah) Allah, pasti Allah akan menjagamu. Jagalah (perintah) Alloh, pasti kamu selalu mendapatkan-Nya di hadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Alloh, jika kamu memohon pertolongan, mohonlah pertolongan kepada Allah.” (HR: At-Tirmidzi)

Telah kita saksikan bersama keutamaan akhlak dan keluhuran budi pekerti serta sejarah kehidupan yang agung. Semoga semua itu dapat menghidupkan hati kita dan dapat kita teladani dalam mengarungi bahtera kehidupan. Putra-putri yang menghiasi rumah kita, selalu membutuhkan kasih sayang seorang ayah serta kelembutan seorang ibu. Membutuhkan belaian yang membuat hati mereka bahagia. Sehingga mereka dapat tumbuh dengan pribadi yang luhur dan akhlak yang lurus. Siap untuk memimpin umat, sebagai buah karya dari para ibu dan bapak, tentu saja dengan taufik dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala.

(Sumber Rujukan: Sehari Di Kediaman Rasululloh Shallallahu’alaihi Wasallam, Asy-Syaikh Abdul Malik bin Muhammad bin Abdurrahman Al-Qasim)